Ketika sang hati memberi nasihatnya,,,   Leave a comment

Pada saat kita menyadari bahwa diri kita berada jauh dari cahaya. Mungkin juga berada pada posisi mendekati titik jenuh kita. tidak ada semangat dan daya upaya untuk menikmati indahnya hidup. mungkin bisa saja saya katakan ini suatu kondisi terlemah dalam hidup. semua mungkin pernah merasakan ketidakmampuan melakukan semua hal, tidak bersemangat bekerja, tidak bisa berkonsentrasi walaupun itu sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan. apa yang kita mau pegang pada saat dipegang tiba-tiba terjatuh. apa yang hendak kita lakukan pun tidak kita sadari. dan mungkin kita semua pernah merasakan bingung untuk melakukan apa, diantara sekian banyak materi kerjaan di depan kita. Namun,, yang berkata adalah beda dari yang dipikirkan. itulah suatu kondisi dimana hendak menuju titik bosan dan titik jenuh dari suatu kondisi.

Pernah aku berpikir bahwa aku tidak mampu untuk melanjutkan hidupku, dan aku tak mampu berpikir untuk apa semua ini kulakukan, pernah aku berpikir bahwa aku tidak mengetahui untuk apa aku ini hidup, dan apa yang harus aku lakukan dalam alam dunia ini sembari menunggu sisa masa hidupku. Pernah aku berpikir bahwa aku tidak mampu melanjutkan hidupku, karena aku selalu sendiri dan tidak ada teman setia yang dapat berbagi kehidupan dan cerita, Pernah aku merasakan kesunyian yang mendalam sehingga aku tenggelam dalam perasaan sedih yang semakin menyiksa batin ini. pada kondisi ini justru pemandangan yang terlintas dalam benakku adalah aku mampu melihat mereka dengan atribut sosial dan semua atribut kesuksesan yang senantiasa mengitari mereka justru tidak satu pun menghampiriku. Pernah aku berpikir bahwa aku tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk melangkah ke masa depan, pernah pula terlintas dalam pikiranku bahwa waktuku hampir tiba, dan harus segera kuselesaikan semua hutang dan aktivitas tertundaku. di saat kondisi ini hadir dalam perasaanku, Seketika diiringi hangatnya air mataku jatuh membasahi pipi, seketika aku dapat menangis tersedu-sedu. tubuhku melemas dan rasanya aku ingin berteriak memecah beban dalam hati dan pikiranku.

Seketika setelah air mataku membasahi pipi, aku tertunduk lemas dan tak dapat lagi menangis, seketika itupula hatiku memainkan peranannya seolah sebagai penasihat raja yang memberi penyejuk dalam diriku. Suatu perkataan yang senantiasa membisik dalam hati, seolah-olah ia adalah teman setiaku yang memberi dorongan dan dukungan bagiku. Ia menasihatiku bahwa jangan kau teruskan kondisi seperti ini, karena ini adalah pintu gerbangnya syaitan agar engkau melangkah lebih maju, selangkah lebih maju maka kau terjerumus ke dalam kesedihan yang mendalam. hatiku berbicara seolah-olah ia berada dihadapanku.

Ketika hatiku menasihati untuk kembali ke alam nyataku..seketika kutarik nafas sedalam-dalamnya lalu kuhela dengan penuh keikhlasan, hingga tiga kali kulakukan hal ini sembari berlindung pada Allah dan memohon kepada Allah keridhoanya, seketika aku berucap istighfar seketika pula perasaanku menjadi tenang, beban berat yang seperti gunung di pundakku seketika kurasakan hilang dan aku menjadi semangat kembali. seolah-olah ini adalah suatu perintah dari batinku. Hatiku kembali menasihatiku agar aku jangan menjadi bodoh dan ini adalah perbuatan yang mengundang sisi kemenangan syaitan, ia berkata padaku bahwa aku harus semangat dan melanjutkan perjuanganku di dunia ini. Seolah-olah hatiku menjawab semua kegundahan yang berlaku hari itu, ia menjawab tujuan hidupmu adalah mencari ridho Allah robbmu, diriku memiliki keluarga yang menunggu keberhasilanku, karena diriku adalah tumpuan mereka. kedua orang tuaku menunggu penerus bagi keluarganya, bahwasanya aku harus memiliki keluarga kelak dan mengasuh semua anak-anakku kelak, bahkan aku harus menghadirkan cucu bagi mereka. karena mereka telah tua, betapa kau tidak merasa kasian pada ibumu yang sudah tua dan letih untuk mengasuh hidupnya, betapa kau tidak merasa kasian dengan ayahmu yang sudah renta dan tak mampu lagi untuk bekerja. Apa yang kau tunggu saudaraku, karena inilah masamu sudah tiba waktumu untuk mengibarkan sayapmu, dan menyambut keberhasilan atas usahamu, tetaplah semangat dan mendekatlah kepada Robbmu selalu dikala kau senang atau sedih, bahkan di kala kau dalam kesepian bahkan keramaian yang akan menyertaimu..

Seketika nasihat-nasihat ini muncul dari hatiku yang paling dalam, kembali aku tarik nafas sedalam-dalamnya dan kuhela dengan keihlasan dengan mata terpejam kulangkahkan hati dan perasaanku dengan Bismillah, bahwa aku harus manfaatkan sisa hidupku untuk mencapai karunia dan ridho Allah, karena itulah tujuan hidup yang sebenarnya.

Posted October 26, 2011 by a'im in Cerpen dan Kisah

Tagged with , , , , , , , , , , , ,

Leave a comment