Tuturan / Panggilan dalam Keluarga Palembang   Leave a comment

Berbicara dalam koridor adat budaya, banyak sekali adat budaya di Indonesia, salah satu nya dalam daerah Palembang. Dalam budaya palembang, terdapat benyak sekali norma dan nilai yang secara langsung atau tidak membatasi dan memberi ruang nilai yang menurut saya masih dirasa penting untuk membatasi insan laku pribadi dan keluarga agar tidak terpapar budaya modernisasi dan barat yang bablas dewasa ini. Selaku pelaku budaya, saya pun turut diwariskan khasanah nilai budaya dalam adat, salah satunya adat Palembang dalam hal penuturan / panggilan dalam lingkup keluarga maupun bersosial.

Dalam bahasa Palembang yang merupakan salah satu rumpun bahasa melayu, sudah sepatutnya mempunyai panggilan akrab dan kehormatan terhadap orang lain. Inilah yang menjadikan budaya menjadi lebih indah dan bernilai. Tak hanya mengatur setiap sendi kehidupan bahkan dalam hal panggilan bersosialisasi. Dalam Adat dan budaya Palembang terkenal dengan sebutan “cek(seperti dalam kata Elang). Makna kata cek ini memiliki beberapa elemen arti kata. Selain sebagai kata panggilan kepada kakak perempuan (ayuk dalam istilah umumnya) juga merupakan panggilan kehormatan kepada orang palembang lainnya yang dirasa lebih tua, baik kepada orang perempuan maupun laki laki dalam masyarakat adat Palembang.

Pengucapan atau panggilan kepada seseorang dengan kata “cek” ini adalah cara menghormati sebagaimana umumnya kita memanggil pak, bu, tuan, nyonya kepada orang lain. sekiranya boleh saya pakai istilah anak muda dalam bahasa gaulnya (slanker) bro, sis, man. Sebuah panggilan akrab dan keakraban.

Panggilan yang tak jarang juga didengar dan diucapkan adalah “Cik” . Panggilan dengan kata ini sangat jarang disempitkan kepada orang lain kecuali pada keluarga dan orang yang memang sudah dianggap kenal. selain ini secara luas, cara orang Palembang memanggil dan Ingin dipanggil adalah dengan kata panggilan/ sapaan “Cek” ini akan dianggap sangat menghormati dan akan menyenangkan mereka yang dipanggil. Sebagai ungkapan jati diri mereka sebagai Orang Palembang.

Secara luas, panggilan ini disematkan kepada semua orang Palembang sebagai jati diri. Tak ayal tuturan ini berlaku juga dalam lingkup kecil sosial masyarakat yaitu keluarga. Seperti yang saya jelaskan diatas, bahwa Cek pun memiliki makna Kakak Perempuan dalam struktur keluarga adat Palembang.

Dalam susunan keluarga Masyarakat adat Palembang ada 4 hirarki panggilan yang biasa ada didalam keluaga:

  1. Cek
  2. Cak
  3. Ning
  4. Cik

Keempat istilah ini adalah turutan saudara dalam keluarga Palembang, dimana seorang anak pertama dalam keluarga akan disematkan gelaran Cek, dengan panggilan Kakcek (kakak Lelaki) atau Yuk Cek (Kakak Perempuan) yang mengartikan dia anak tertua dalam keluarga, atau dituakan.

Anak kedua dalam keluarga Akan disematkan gelaran Cak, dengan panggilan Kak Cak ( kakak lelaki) atau Yuk Cak ( Kakak Perempuan) yang mengartikan dia anak kedua dalam keluarga. Sehingga adik adiknya yang lain akan memanggil nya dengan sebutan Kak Cak/ Yuk Cak / Yuk Cek.

Anak ketiga dalam kelurga akan disematkan gelaran Ning, dengan panggilan Kak Ning (Kaka Lelaki) atau Cek Ning ( Kakak Perempuan) yang mengartikan dia anak ketiga dalam keluarga. Sehingga adik adiknya yang lain akan memanggilnya dengan sebutan Kak Ning/ Cek Ning/ yuk Ning

Anak keempat dalam keluarga akan disematkan gelaran Cik, dengan panggilan Kak Cik (Kakak Lelaki) atau Yuk Cik (Kakak Perempuan) yang mengartikan dia anak keempat dalam keluarga. SEhingga adik adiknya yang lain akan memanggilnya dengan sebutan Kak Cik / Yuk Cik

Selain keempat istilan selipan tuturan tersebut, jikalau masih ada lagi saudaranya maka akan sematkan kata panggilan Uju (asal kata : meruju), bermakna anak terakhir/ Bontot.

Namun demikian isitilah sematan dalam tuturan panggilan tersebut diatas kadangkala disingkat dengan dua garis besar saja, yaitu penggunaan kata Cak/ Cek dan Cik saja, seperti berikut:

  1. Cek / Cak yang bermakna Kakak Besak (Besar) : Seperti Kakcek/ Kakcak, Yukcek/ Yukcak, Mangcak/ Mangcek, Wak Cak/ Wak Cek, Nyai Cek/ Nyai Cak,
  2. Cik yang bermakna Kakak Kecil (seperti Kakcik, Yukcik, Mangcik, Wakcik, Yai cik, Nyai Cik)

Terkhusus anak terakhir yang dipanggil Ujuk, maka biasanya dipanggil mangujuk dan Bikjuk, Yai Juk dan Nyai Juk.

Itulah beberapa turutan tuturan Panggilan dalam Keluarga adat Masyarakat Palembang, yang saat ini mungkin telah ditinggalkan oleh kebanyakan insan adat masyarakat Palembang, walau masih digunakan oleh sebagian kecil masyarakat Palembang yang hendak melestarikan nilai adat dan kesopanan yang diajarkan nenek moyang kita terdahulu. Wallahua’lam

Next kita akan membahas panggilan lainnya dalam tulisan terpisah.

Leave a comment