Archive for the ‘bulan’ Tag

Keutamaan Bulan Rabiul Awwal (1)   2 comments

Bulan Rabi’ul Awal merupakan bulan yang sangat mulia bagi kaum muslimin. Di bulan inilah terlahir seorang yang sangat dibanggakan dan dicintai oleh umat islam di seluruh dunia.
 Dia membawa wahyu Allah SWT untuk menyelamatkan umatnya dari kegelapan dunia menuju ke jalan yang terang benderang sebagai bekal untuk ke akherat nanti. Dialah Rasulullah “Muhammad SAW”. Seorang yang sangat menyayangi umatnya hingga di akhir hayatnyapun mengucapkan “Umatku…umatku…”. Dialah satu-satunya yang dapat memberi syafa’at kepada manusia di hari yang sangat berat itu. Dialah yang bersujud kepada Allah SWT untuk umatnya dan berkata “Ana Laha…Ana Lahaa..”  sehingga Allahpun bersabda: ” Irfa’ yaa Muhammad…Isyfa’ tusyaffa’…?” .

Wahai saudaraku…! pantaskah bilamana kita menyepelekan bulan ini? Pantaskah kita jika bulan ini terlewati sedang kita dalam keada’an lalai? Pantaskah seorang yang mengaku mencintai Rasulnya dan berkeinginan untuk mendapatkan syafa’at di alam kubur ketika ditanya oleh Munkar Nakir  : siapa nabimu? berharap untuk bisa menjawabnya. Pantaskah seorang mukmin ingin mendapat syafa’atnya ketika sedang kebingungan, kepada siapakah aku meminta syafa’at sa’at tidak diterima satupun syafa’at nabi-nabi lain di hari kiyamat nanti sedangkan dia tak kenal Rasulullah SAW. Sungguh sangat jauh harapan itu.Wahai saudaraku…! di bulan inilah Rasul kita Muhammad SAW dilahirkan, akan tetapi mungkin terlintas dalam pikiran kita sebuah pertanya’an: “Mengapa Rasulullah SAW tidak dilahirkan di bulan lain yang lebih barakah? Mengapa tidak dilahirkan di bulan  lain seperti Ramadhan, dimana Allah SWT menurunkan Al-Qur’an dan dihiasi dengan Lailatul Qadar? Atau disalah satu dari bulan-bulan haram lainnya seperti Dzulhijjah, Dzulqa’dah, Muharram atau Rajab (Asyhur Alhurum) yang telah diagungkan oleh Allah SWT dimana di situ diciptakan langit dan juga bumi? Atau di bulan Sya’ban dimana di situ terletak malam Nishfu Sya’ban  ? Mengapa dilahirkan di hari senin bulan Rabi’ul Awal?

Lahirnya Rasulullah SAW di hari senin tanggal dua belas Rabi’ul Awal bukanlah suatu kebetulan atau tanpa hikmah dan faidah tertentu. Akan tetapi di situ terdapat hikmah tersendiri yang jika seorang muslim meyakininya, niscaya akan menambah   kecinta’anya kepada beliau. hikmah tersebut adalah:

Pertama : di sebuah Hadist disebutkan bahwa “Allah SWT menciptakan pepohonan dihari senin “. Hadist ini merupakan peringatan yang sangat muliya bagi umat Islam yaitu Bahwa: ” Allah menciptakan bahan makanan, Rizki, buah-buahan dan kebaikan-kebaikan yang dengan itu anak Adam berkembang biyak dan bertahan hidup serta membuat hatinya senang melihatnya, adalah agar mereka lega dan tenang untuk mendapatkan sesuatu yang membuatnya hidup sesuai dengan hikmah Allah SWT. Maka dengan lahirnya Rasulullah SAW di hari itu, itu adalah sebagai keceriya’an dan kebahagian untuk semua (Qurratui ‘uyun), dan tidak diragukan lagi bahwa hari senin adalah hari yang penuh barakah dan menjadi barakah karena kelahiran seorang Rasul yang muliya. Beliau telah ditanya tentang hari ini kemudian menjawab: “Hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan”.

Kedua : Lahirnya Rasulullah SAW dibulan Rabi’ merupakan isyarat yang sangat jelas bagi orang yang cerdas dan mengerti tentang asal mula kalimat Rabi’ , yaitu bahwa dalam kalimat tersebut terdapat makna optimis atas datangnya sang pembawa  kabar gembira bagi umatnya.

Syeikh  Abdur-rahman As-shoqli mengatakan: “Setiap nama seseorang mempunyai peran dalam kehidupannya, baik dalam segi perorangan atau yang lain. Di Fashl Arrabi’   Bumi mengeluarkan semua isinya dari berbagai nikmat-nikmat Allah SWT serta Rizki-rizki-Nya yang di situ terdapat kemaslahatan seorang hamba,  dan dengan itu seorang hamba bisa bertahan hidup, serta  di situlah kehidupan mereka berlangsung. Sehingga terbelahlah biji-bijian, serta berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang telah ditentukan di situ, sehingga orang yang memandangnya menjadi senang dan ke’ada’annya-lah yang memberikan kabar gembira akan kedatangan waktu masak dan memetiknya. Di sini terdapat isyarat yang sangat agung atas mulainya berbagai nikmat Allah SWT”.

Maka kelahiran Nabi Muhammad SAW di bulan ini adalah sebagai isyarat yang sangat nyata dari sang pencipta agar kita mengagungkan dan memujinya karena ketinggian martabat Rasul SAW. Dimana beliau adalah sebagai pembawa kabar gembira bagi semua yang ada di alam semesta, serta rahmat bagi mereka dari berbagai kehancuran dan ketakutan di dunia dan di akherat. Sebagian dari Rahmat Allah SWT yang paling agung yaitu anugrah Allah SWT kepada Rasulullah SAW untuk memberikan hidayah bagi umat islam menuju jalan yang lurus. Sebagai mana dalam firman Allah SWT :

 (وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ ) [ الشورى : 52] .

Sesungguhnya kamu benar-benar meberi petunjuk kepada jalan yang lurus”.

Ketiga : Tidakkah kita melihat bahwa Musim Arrabi’ adalah musim yang paling stabil dan paling bagus, karena di situ tidak ada dingin yang sangat mengganggu dan tidak juga panas yang membikin gelisah, di siang dan malamnya tidak terlalu lama. Akan tetapi semua seimbang dan stabil. Dia adalah musim yang terbebas dari penyakit-penyakit seperti di musim gugur, panas, dan dingin. Akan tetapi manusia menjadi segar dan bergairah di musim ini, sehingga malamnya menjadi waktu yang sangat tepat untuk bertahajud, dan siangnya untuk berpuasa. Hal tersebut menyerupai keadaan syari’at islam yang tengah-tengah serta memudahkan bagi umatnya.

Keempat : Allah SWT telah berkehendak untuk menjadikan mulia berbagai tempat dan waktu dengan adanya Nabi, bukannya menjadikan muliya Nabi dengan adanya tempat dan waktu. Maka tempat dan waktu itulah yang mendapatkan kemuliya’an serta keutama’an dan keistimewa’an yang sangat besar dengan kedatangannya Nabiyullah Muhammad SAW  .   

Memang benar, karena jikalau Rasulullah SAW dilahirkan di bulan Ramadhan contohnya atau di bulan-bulan haram lainnya atau di bulan Sya’ban yang berbarokah; niscaya orang akan menyangka bahwa Nabi menjadi mulia dikarenakan beliau di lahirkan di bulan-bulan tersebut, karena keistimewa’an dan keunggulannya dari bulan-bulan lainnya. Akan tetapi Allah yang Maha Adil telah berkehendak untuk melahirkan baginda Rasul SAW di bulan Rabi’ul Awal, agar bulan ini menjadi mulia dan tampak bersinar terang.  Dalam sebuah Sya’ir dikatakan:

وتضوعت بك مسكا بك الغبراء
        بك بشر الله السماء فزينت

ومساؤه بمحمد وضاء
        يوم يتيه على الزمان

“Karenamu wahai Muhammad, Allah SWT memberi kabar gembira kepada langit hingga diapun berhias.
dan karenamulah, debu-debu kotor menjadi berbau minyak misik”.
“Hari dimana dalam keada’an  bingung di sebuah zaman, sorenya menjadi terang, di karenakan datangnya  Muhammad”.

Kejadian bersejarah di bulan Rabi’ul Awal

Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia, bagaimana tidak? bulan ini adalah bulan dimana Orang yang sangat mulia di dunia ini dilahirkan. Di bulan ini juga sang pencipta mengambil arwah suci nabi akhiru zaman ini. Kedua kejadian ini adalah kejadian yang sangatlah penting di bulan ini. Bulan yang sangatlah dimuliyakan dengan datangnya sang pembuka pintu kegelapan.

Karena kedua kejadian tersebut adalah kejadian yang sangatlah penting bagi kaum muslimin, kita akan membahasnya disini secara ringkas:

Kelahiran sang baginda Rasul SAW.

Seorang calon ayah pun terpaksa harus meninggalkan kotanya tercinta menuju ke Syam  untuk mencari rizki demi menghidupi keluarganya. Sang ibu yang sedang mengandung calon buah hatipun terpaksa merelakan suaminya untuk pergi ke sana. Dengan harapan akan kembali dengan membawa kabar gembira. Abdullah setelah pulang dari Syam, mampir di kota Madinah untuk mengunjungi keluarganya seperti yang diperintahkan bapaknya Abdul Muthalib. Akan tetapi takdir berkata lain, dia sakit di kota ini dan akhirnya meninggal di situ. Air mata Aminahpun menetes tanpa terasa, mengingat calon buah hati yang akan terlahir yatim.

Sebelum Aminah melahirkan sang buah hati, dia selalu bermimpi bahwa sebuah cahaya keluar dari dirinya dan menerangi semua istana di Syam. Setelah datang hari yang telah ditentukan Allah SWT sebagai hari kelahiran sang Nabi SAW yaitu hari senin, hari yang ke dua belas dari bulan Rabi’ul Awal, keluarlah sang baginda Rasul SAW dari perut ibunya, dengan dikelilingi oleh cahaya yang menerangi seluruh istana Syam, dan sang mauludpun bersujud seketika kepada Allah SWT. Dengan tanpa merasakan sakit sedikitpun sang bundapun tersenyum gembira, melihat si buah hati yang di kandungnya telah keluar ke dunia dengan selamat.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dengan mempunyai tiga ibu yang sangat mencintainya, Muhammad SAW tak lagi merasa bahwa dia terlahir yatim, tanpa ayah yang menyayanginya. Akan tetapi dengan tiga ibu tersebut, sudahlah cukup sebagai pengganti rasa pahitnya keyatiman. Yaitu ibu yang telah melahirkannya, Aminah at-taahirah, dan ibu yang merawatnya, Barkah al-baarrah wal wadud. Serta ibu yang menyusuinya, yaitu Halimah Assa’diyah.

Di tahun yang ke Enam dari kelahirannya, Ibu tercinta mengajak Muhammad untuk berziyarah ke makam ayahnya di Madinah dengan ditemani satu pembantu, dan ingin mengenalkannya dengan saudara–saudaranya dari Bani Najjar. Dan tinggAllah mereka disitu beberapa bulan. Kemudian mereka ingin kembali ke rumah mereka di Makkah. Dan dalam perjalanan sang ibu merasakan sakit yang sngatlah dahsyat. Hingga semua rasa sakit terkumpul menjadi satu dan dia berkata: ” semua yang hidup akanlah mati, semua yang baru akan sirna, dan semua yang besar akan rusak, dan saya akan mati dan meninggalkan kenangan yang tak sirna, dan aku telah melahirkan seorang yang sangat suci “. sang ibu pun telah kembali kepada sang pencipta. Dan meninggalkan anaknya sendiri bersama pembantunya menuju kerumah kakeknya dengan membawa kesedihan yang berlipat-lipat.

Setelah sampai kepada kakeknya, kakeknya pun bertambah memperhatikannya, merawatnya lebih dari putra-putranya yang lain, agar cucu tercinta tidak merasakan kepahitan menjadi anak yatim piyatu, dia menyayanginya sebagaimana orang tua menyayangi anaknya.

shared by: http://indo.hadhramaut.info/view/1560.aspx

Halo bulan di langit malam ini   1 comment

Biasanya kita sering melihat langit penuh dengan bebintang gemerlap dihiasi rembulan. namun ne malem agak beda ya pikirku… kulihat sekeliling ternyata gak ada bintang kayak biasanya,, eih kuperhatikan lagi ternyata cuma ada bulan doang plus cincin disekelilingnya.

Seolah- olah bulan ama bintang ntu sedang bercengkrama satu sama lain mengenai konsensus alam….(versi gue)..
Penasaran banget gue ne malam. gue coba foto tapi gak bisa, maklum meski kamera hape ne 5 MP tapi tetap juga gak nangkap,,, hahahah

tapi kurang lebih kayak gambar ene gan…..—————————————>
Dan ternyata secara ilmiah ntu bulan yg gue lihat tanggal 06 Desember 2011 tepatnya tanggal 11 Muharram 1433 H pukul 20.30 wib itu adalah Fenomena alam yang dinamai dengan HALO BULAN Biasanya kita cuma lihat Halo Matahari yaitu matahari bercincin.

Ea… sebuah fenomena yang jarang gue dan loe pada temuin mungkin.
Tapi tahu gak sih loe ternyata tuh fenomena dari sudut ilmiahnya adalah :

Fenomena halo (bahasa Greek: ἅλως) adalah lingkaran cahaya seakan-akan pelangi yang mengelilingi Matahari atau Bulan. Ia adalah sejenis fenomena optik. Ia adalah fenomena yang lebih kerap terjadi daripada kejadian pelangi. Di bahagian Eropah dan sebahagian daripada AS sering berlaku dan boleh dilihat dalam lingkungan dua kali seminggu. Pernah gempar di utara Semenanjung Malaysia apabila fenomena ini berlaku antara pukul 2.15 petang hingga 2.40 petang, 6 Ogos 2007 yang lalu.

Terdapat banyak jenis halo, tetapi kebanyakannya terjadi dari kristal ais dalam awan sirus sejuk yang terletak pada ketinggian 5–10 km di lapisan troposfera atas. Bentuk dan orientasi kristal-kristal ini menentukan bentuk halo yang terjadi.

Kekerapan kejadian melibatkan pusingan radius 22° halo dan sundogs(Parhelia). Dalam gambarajah menunjukan matahari di kelilingi oleh 22° halo dan dilambungi (sisi) oleh sundogs. Parhelic circle pula adalah biasan cahaya kristal yang melepasi sundogs dan mengelilinginya. Kadangkala ia melapisi keseluruhan ruang langit dalam latitut yang sama dengan matahari. Pembinaan tangen ketinggian dan rendah (Upper Tangent arc and Lower Tangent arc) menyentuh secara terus dengan 22° halo sama ada di atas atau dibawah matahari. Pembinaan Lengkungan (Circumzenithal arc) akan terjadi di atas semua kristal tersebut.

Radius 22° halo tidak kelihatan. Ia seperti helaian yang berlapis-lapis atau habuk pada permukaan awan cirrus yang nipis. Awan ini sejuk dan mengandungi ais kristal walaupun pada iklim yang sangat panas.

Halo sangat besar. Ia selalu mempunyai diameter yang sama dalam posisinya di langit. Kadang-kadang hanya sebahagian sahaja yang muncul. Semakin kecil cincin cahaya yang terbias muncul mengelilingi matahari atau bulan dihasilkan oleh corona dari lebih banyak titisan air daripada dibiaskan oleh ais kristal. Ia tidak mengaitkan bahawa hujan akan turun.

ea… Sedikit info yang gue dapet karena ne fenomena gue juga dapet ilmu….
Semoga berguna ea…..

Detik-detik terakhir kehidupan Rasulullah SAW   Leave a comment

Sholallahu ‘alaa Muhammad, Sholallahu ‘alaihi wasallam…

Semoga beberapa kutipan berikut dapat menambah dan memecah hati kita agar dapat dipenuhi dengan rasa cinta kepada Rasulullah SAW, sehingga memperkuat persaudaraan kita sesama panji Agama Islam..

Kucoba ketik tulisan ini dengan setegar-tegarnya, namun ternyata bendungan air mata tak tahan terjatuh juga,, segenap bulu romaku merinding dan bertambahlah rasa cinta ini. Semoga Allah senantiasa menyampaikan salawat dan salam kepada Rasulullah SAW

—————————————————————————————————————————————–

Berkata Ibnu Mas’ud :

” Di kala telah dekat waktu wafatnya Rasulullah saw kami berkumpul bersama-sama di rumah ibu kita Aisyah ra. Nabi menoleh kepada kami dan kemudian kedua matanya mencucurkan air mata, dan kemudian beliau berkata antara lain:

” Selamat datang bagi kalian semua, semoga Tuhan melimpahkan rahmatNya kepada kamu! Aku berwasiat kepada kamu semua dengan taqwallah, taat kepadaNya. Telah dekat masa perpisahan dan telah hampir waktu pulang kepada Allah dan kepada surga Al-Makwa. Hendaklah Ali memandikan saya, Al-Fadhal bin Abbas dan Usamah bin Zaid yang menuangkan air, dan kemudian kapanilah aku dengan kainku jika kamu menghendaki yang demikian atau dengan kain putih buatan Yaman!.”

“APabila kamu telah selesai memandikanku letakkanlah jenasahku di atas tempat tidurku di rumahku ini di atas pinggir lubang kuburku. Kemudian bawalah aku ke luar sesaat, maka awal pertama kali yang memberi sholawat kepadaku adalah Allah Azza wa jalla sendiri, kemudian Jibrail, kemudian Mikail, kemudian Israfil, kemudian malaikat maut (Izrail) bersama pasukannya dan kemudian segenap para malaikat. Sesudah itu barulah kamu masuk kepadaku rombongan demi rombongan dan sembahyangkanlah aku bersama-sama!”

“Setelah para sahabat mendengar kata-kata amanat perpisahan Rasulullah SAW, mereka menjerit dan menangis dan kemudian berkata : “Ya Rasul Allah! engkau adalah Rasul kami, penghimpun-pembina kekuatan kami dan penguasa urusan kami, apabila engkau pergi dari kalangan kami, kepada siapakah gerangan lagi kami pergi kembali?”

Maka menjawablah Nabi SAW antara lain demikian bunyinya:

“AKu tinggalkan kamu di atas jalan yang terang, dan aku tinggalkan untukmu dua juru nasihat; yang berbicara dan yang diam. Penasihat yang berbicara ialah Al quran dan yang diam ialah Maut. Apabila kamu menghadapi persoalan-persoalan yang musykil, maka kembalilah kepada Alquran dan Sunnah, dan apabila hatimu kesat – kusut, maka tuntunlah dia dengan mengambil iktibar tentang peristiwa-peristiwa maut!”.

Setelah itu Rasulullah jatuh sakitlah pada akhir bulan Safar dan senantiasa beliau dalam keadaan sakit selama 18 hari (ada yang mengatakan 13 hari dan ada pula yang mengatakan 17 hari) yang senantiasa dijenguk oleh para sahabat. Adalah beliau menderita sakit kepala sampai beliau pulang ke Rahmatullah. Beliau diangkat Tuhan menjadi Rasul pada hari Senin dan meninggal dunia pada hari Senin juga. PAda hari terakhir dari hayatnya beliau, Penyakit beliau bertambah berat.

Dalam keadaan beliau yang kritis itu beliau masih terkenang kepada kaum fakir miskin dan melarat, dan ia teringat bahwa masih ada uang simpanannya sebanyak 7 dinar dalam rumahnya. Disuruhnya ambilkan uangnya itu kepada isterinya tercinta, siti Aisyah ra sambil berkata: “Bagaimana gerangan persangkaan Muhammad terhadap Tuhannya, sekiranya ia menemui Tuhannya sedang di tangannya tergenggam benda ini?” Kemudian diserahkannyalah harta miliknya yang terakhir itu kepada fakir miskin selaku kebajikan.

 

Setelah Bilal menyerukan adzan di waktu subuh dengan semerdu-merdunya ia pun berdiri di muka pintu rumah Rasulullah, maka ia pun memberi salam. ” Assalamualaikum ya Rasul Allah!” menyahutlah Fatimah, puteri tersayang beliau yang senantiasa mendampingi ayahnya di kala sakit. “Rasulullah sedang sibuk dengan dirinya sendiri”. KEmudian Bilal pergi ke masjid dan ia tidak mengerti kata-kata Fatimah itu. Tatkala shalat subuh akan dimulai, maka ia datang ke rumah untuk kedua kalinya dan ia berdiri di pintu sambil mengucapkan salam seperti semula. Kali ini suaranya di dengar Rasulullah dan lantas menyuruhnya masuk dengan katanya: “masuklah engkau Bilal sambil menangis! Saya sibuk merawat diri saya dan sakitku bertambah berat. Hai Bilal, suruhlah Abu Bakar Sidik memimpin Sholat bersama orang banyak!”.

 

Kemudian Bilal pun keluar rumah menuju ke masjid sambil menagis dan tangannya diletakkan di atas kepalanya dan sambil mengeluh ia berkata : ” Oh musibah, putuslah harapan dan patahlah semangat! Wahai kiranya, alangkah baiknya kalu aku tidak dilahirkan ibuku!” Kemudian ia masuk ke dalam masjid memanggil Abu bakar sidik. ” Hai Abu bakar! ” Ujarnya. Sesungguhnya Rasulullah menyuruh engkau tampil supaya mengimami orang banyak karena beliau sangat sibuk sekali dengan keadaan yang menimpa diri beliau.”

Waktu Aisyah mendengar Rasulullah menyuruh ayahnya menjadi imam, ia mengemukakan keberatannya yang sangat kepada Rasulullah, karena katanya, ayahnya adalah orang lemah “Ayahku Abu bakar adalah orang yang lemah, dan bila ia menggantikan kedudukan engkau, niscaya ia tidak mampu kelak”, uajr Aisyah. KArena menurut pandangan Aisyah, bahwa konsekuensi jadi Imam itu adalah berat, karena bukan saja seorang itu mampu jadi imam masjid, tetapi juga harus mampu menjadi imam dalam masyarakat sebagai insan teladan. Dan menurut Aisyah, ayahnya adalah orang lemah yang tidak akan mampu mengemban dan mendukung tugas amanah yang berat itu. BErkali-kali Aisyah mengemukakan keberatannya, sehingga Nabi marah, dan alasan siti Aisyah itu tidak dihiraukan beliau, karena ia lebih tahu menilai kecakapan para sahabatnya dari pada isterinya Aisyah itu. Beliau tetap memerintahkan dan berkata lagi: “Suruhlah Abu bakar memimpin sholat bersama orang banyak!”. Demikian akhirnya Abu bakar sidik sempat mengimami shalat jamaah bersama kaum muslimin selama 17 kali waktu menjelang akhir hayat Rasulullah.

Tatkala Abu bakar melihat ke mihrab Rasulullah, memang ia melihat mihrab dalam keadaan kosong daro RAsulullah, ia tidak dapat menguasai dirinya sehingga terpekik dan kemudia ia keluar kembali dalam suasana yang penuh duka cita. Maka menjadi gemparlah kaum muslimin dan kegemparan itu terdengar oleh Rasulullah. Kepada Fatimah beliau bertanya : “Ada apa ini pekik dan kegemparan?”. “Kaum muslimin menjadi gempar karena mereka tidak melihat ayah berada di kalangan mereka”, jawab Fatimah.

Rasulullah kemudian memanggil ALi bin Abi Tholib dan Fadhal bin Abbas untuk membimbing beliau pergi ke masjid. dan beliau pun sempat berjamaan bersama mereka pada hari senin itu. Rasulullah memang memaksakan dirinya pergi ke masjid pada pagi Subuh terakhir itu untuk memberikan ketentraman ke dalam hati umatnya yang sedang resah dan kuatir. Anas bin Malik ( Seorang sahabat pembantu rumah tangga Rasulullah yang setia selama sepuluh tahun sampai Rasulullah wafat) mengatakan :  ” Saya tidak pernah melihat Nabi secerah berseri seperti halnya dengan keadaan beliau di kala subuh terakhir itu”. Ya, sambil tersenyum simpul beliau melambaikan tangannya kepada para jamaah yang ramai berdesak-desak itu, demi untuk menghibur dan membujuk jiwa mereka yang sedang dirundung gelisah dan cemas selama ini.

Kemudian setelah selesai menunaikan shalat berjamaah, maka beliau menghadapkan wajahnya kepada orang banyak sambil berkata :

” Wahai kaum muslimin! Kamu semua berada di bawah perlindungan Allah dan penjagaanNya. Janganlah lupa bertaqwa kepada Allah dan menaatiNya, karena aku tak lama lagi akan meninggalkan dunia ini. Inilah awal hari akhirat bagiku dan akhir hari duniaku! “.

Kemudian beliau berdiri dan pergi masuk ke dalam rumah beliau.

Setelah itu Allah SWT, memberi perintah kepada Malaikat Maut : ” bahwa turunlah engkau kepada kekasihku dengan rupa yang sebagus-bagusnya dan bersikap lemah lembutlah kepadanya dalam menggenggam rohnya. Apabila ia telah memberi ijin kepada engkau, maka berulah engkau boleh masuk ke dalam rumahnya. Tetapi apabila ia tidak memberi ijin maka janganlah engkau masuk dan kembali sajalah !.

Maka turunlah Malaikat Maut (Izrail) ke dunia dengan roman rupa seorang Arab. lalu mengucapkan Salam : ” Asslamaualakum, wahai para keluarga rumah- tangga Nabi dan sumber Kerasulan ! Apakah saya diijinkan masuk ?”

Fatimah menjawab dengan katanya : ” Hai hamba Allah, sesungguhnya Rasul Allah sedang sibuk dengan dirinya !”. Kemudian Malaikat maut itu berseru untuk kedua kalinya : ” Assalamualaikum ya Rasul Allah dan wahai keluarga rumah tangga Kenabian, apakah saya diperbolehkan masuk? ” Nabi saw mendengar suara itu, maka ia bertanya: ” Hai fatimah, siapakah itu gerangan yang berada di pintu?”. “Seorang lelaki Arab memanggil ayahm telah aku katakan kepadanya, bahwa Rasulullah repot dengan dirinya sendiri. Kemudian orang itu memanggil sekali lagi dan telah saya beri jawaban yang sama, tetapi ia memandang kepadaku, maka tegak meremanglah bulu roma kulitku, takutlah hatku, gemetar segala tulang persendianku dan berubahlah warnaku (pucat)”, jawab fatimah.

Maka berkatalah Nabi SAW : ” Tahukah engkau siapakah sebenarnya orang itu ya Fatimah?”.

” Tidak tahu ayah” sahut fatimah.

Berkatalah Rasulullah SAW : ” Itulah dia pemusnah segala kelezatan hidup, pemutus segala kesenangan, pencerai beraikan persatuan, perubuh rumah tangga dan penambah ramai penghuni kubur.”

Mendengar itu, menangislah fatimah dengan tangisnya yang keras menjadi- jadi, melolong- lolong dan ia berkata :” Wahai! akan meninggal kiranya penutup para Nabi; wahai bencana ! akan berpulang kiranya orang taqwa terbaik, dan akan lenyaplah pemimpin dari segala tokoh orang suci. Ah Celaka ! pasti terputuslah wahyu dari langit. Akan terhalanglah aku dari mendengar kata- kata ayah mulai hari ini, dan aku tidak pernah lagi mendengarkan salam ayah sejak hari ini”.

Nabi menjawab : ” Ya fatimah! Engkaulah keluargaku yang pertama kali menyusul aku” Dan kemudian berkata kepada Malaikat maut yang sedang menunggu di luar. ” Silahkan engkau masuk hai Malaikat maut!”. Maka ia pun masuklah sambil mengucapkan salam: ” Salam sejahtera atasmu ya Rasul Allah!” yang lalu dijawab Nabi SAW. ” Dan juga salam sejahtera bagimu ya Malaikat Maut! Apakah kedatangan engkau ini berupa kunjungan ziarah ataukah bertugas untuk mencabut nyawa?”.

– ” Aku datang untuk kedua- duanya, ziarah dan juga bertugas untuk mencabut nyawa, itu pun jika beroleh ijin darimu; dan jika tidak saya akan kembali”, sahut Izrail.

– ” Nabi bertanya pula: “Ya Malaikat Maut, dimana tadi engkau tinggalkan Jibril?”.

– ” Saya tinggalkan dia di langit dunia dan para malaikat senantiasa memuliakannya”, jawab malaikat maut. Dan tak berapa lama kemudian, maka datanglah malaikat Jibril as menyusul, dan terus duduk di dekat kepala Rasulullah.

– ” Apakah engkau tidak tahu, bahwa perintah telah dekat?” Tanya Rasulullah kepada Jibril.

– ” Benar, Ya Rasul Allah! ” sahut Jibril.

– ” Gembirakanlah saya! Apakah gerangan kehormatan yang kiranya akan saya perdapat di sisi Allah! tanya Rasulullah.

– ” Sesungguhnya pintu- pintu langit telah dibuka, dan para malaikat telah siap berbaris- baris menunggu kedatangan roh engkau di langit, pintu- pintu surga telah di buka serta para bidadari telah berhias berdandan untuk menyongsong kedatangan roh engkau” , kata Jibril.

– ” Alhamdulillah” jawab Nabi SAW yang kemudian berkata : ” Ya Jibril ! Gembirakanlah aku, betapa keadaan umatku nanti di hari kiamat?”.

– ” AKu beri engkau kabar gembira, bahwa Allah SWT telah berkata : “SEsungguhnya Aku (Allah) telah mengharamkan surga bagi semua Nabi-nabi sebelum engkau memasukinya terlebih dahulu, dan Allah SWT mengharamkan pula surga itu kepada sekalian umat manusia sebelum umat engkau terlebih dahulu memasukinya”. jawab Jibril.

– ” SEkarang barulah senang hatiku dan hilang rusuhku”, kata Nabi yang selanjutnya menghadapkan ucapannya terhadap malaikat maut: ” Ya Malaikat maut, sekarang mendekatlah padaku!”.

Maka mendekatlah Malaikat MAut mengadakan pemeriksaan untuk menggenggam rohnya SAW. Tatkala sampai roh itu di pusat, Nabi berkata kepada malaikat Jibril : “ALangkah beratnya penderitaan maut itu!” Jibril pun tak sampai hati melihat keadaan Nabi yang dalam keadaan yang demikian itu dan ia pun memalingkan wajahnya sejenak dari memandang kepada Rasulullah SAW.

– ” Apakah engkau benci melihat kepada wajahku, ya Jibril?”, tanya Rasulullah.

– ” Wahai kekasih Allah, siapakah gerangan yang tega sampai hatinya melihat wajahmu sedang engkau berada dalam situasi kritis sakarat- maut?” jawab jibril.

Berkata  Anas Bin Malik ra: ” Adalah roh Nabi SAW sampai di dadanya dan beliau waktu itu masih dapat berkata: ” Aku berpesan kepada kamu semua tentang Sholat dan tentang Hamba Sahaya yang berada di bawah tanggung jawab kamu”. Dan pada penghujung nafasnya yang terakhir beliau menggerakkan bibirnya dua kali dan aku pun mendekatkan telingaku baik-baik, maka aku masih sempat mendengar beliau berkata dengan pelan-pelan: “Ummati!! Ummati!!” (umatku, umatku!). Maka dijemputlah Roh suci Rasulullah SAW dalam keadaan wajah berseri- seri dan bibir manis yang bagaikan hendak tersenyum, di pangkuan isteri tercinta, Aisyah r.a. pada hari Senin 12 bulan Rabiul Awal, yakni di kala matahari telah tergelincir di tengah hari pada tahun ke- 11 Hijriah, bersesuaian dengan tanggal 3 Juni tahun 632 M. Dan adalah umur nabi waktu itu genap 63 tahun menurut riwayat yang termasyur dan yang paling sah.

Inna lillahi wa Inna Ilaihi Roji’un.

Ila hadrotinnabiyyil mustofa rasulillah muhammadin SAW wa ‘alaa aalihi waashhabihi Wa azwajihi wa dzurriyyatihi wa ahlul baiti ajmain syaiullillahi kirom alfaatihah…